teknik
industri adalah cabang dari ilmu teknik yang berkenaan dengan
pengembangan, perbaikan, implementasi, dan evaluasi sistem integral dari
manusia, pengetahuan, peralatan, energi, materi, dan proses.
Bidang
keahlian
Sistem
Manufaktur
Sistem
Manufaktur adalah sebuah sistem yang memanfaatkan pendekatan teknik industri
untuk peningkatan kualitas, produktivitas, dan efisiensi sistem integral yang
terdiri dari manusia, mesin, material, energi, dan informasi melalui proses
perancangan, perencanaan, pengoperasian, pengendalian, pemeliharaan, dan
perbaikan dengan menjaga keselarasan aspek manusia dan lingkungan kerjanya.
Jenis bidang keilmuan yang dipelajari dalam Sistem Manufaktur ini antara lain
adalah Sistem Produksi, Perencanaan dan Pengendalian Produksi, Pemodelan
Sistem, Perancangan Tata Letak Pabrik, dan Ergonomi.
Manajemen
Industri
Bidang
keahlian Manajemen Industri adalah bidang keahlian yang memanfaatkan pendekatan
teknik industri untuk penciptaan dan peningkatan nilai sistem usaha melalui
fungsi dan proses manajemen dengan bertumpu pada keunggulan sumber daya insani
dalam menghadapi lingkungan usaha yang dinamis. Jenis bidang keilmuan yang
dipelajari dalam Manajemen Industri antara lain adalah Manajemen Keuangan,
Manajemen Kualitas, Manajemen Inovasi, Manajemen Sumber Daya Manusia, Manajemen
Pemasaran,Manajemen Keputusan dan Ekonomi Teknik.
Sistem
Industri dan Tekno Ekonomi
Bidang
keahlian Sistem Industri dan Tekno-Ekonomi adalah bidang keahlian yang
memanfaatkan pendekatan teknik industri untuk peningkatan daya saing sistem
integral yang terdiri atas tenaga kerja, bahan baku, energi, informasi,
teknologi, dan infrastruktur yang berinteraksi dengan komunitas bisnis,
masyarakat, dan pemerintah. Bidang keilmuan yang dipelajari di dalam Sistem
Industri dan Tekno Ekonomi antara lain adalah Statistika Industri, Sistem
Logistik, Logika Pemrograman, Operational Research, dan Sistem Basis Data
Sejarah Teknik
Industri
Awal
mula Teknik Industri dapat ditelusuri dari beberapa sumber berbeda. Frederick
Winslow Taylor sering ditetapkan sebagai Bapak Teknik Industri meskipun seluruh
gagasannya tidak asli. Beberapa risalah terdahulu mungkin telah memengaruhi
perkembangan Teknik Industri seperti risalah The Wealth of Nations karya Adam
Smith, dipublikasikan tahun 1776; Essay on Population karya Thomas Malthus
dipublikasikan tahun 1798; Principles of Political Economy and Taxation karya David
Ricardo, dipublikasikan tahun 1817; dan Principles of Political Economy karya
John Stuart Mill, dipublikasikan tahun 1848. Seluruh hasil karya ini mengilhami
penjelasan paham Liberal Klasik mengenai kesuksesan dan keterbatas dari
Revolusi Industri. Adam Smith adalah ekonom yang terkenal pada zamannya.
"Economic Science" adalah frasa untuk menggambarkan bidang ini di
Inggris sebelum industrialisasi America muncul .
Kontribusi
penting lainnya dan mengilhami Taylor adalah Charles W. Babbage. Babbage adalah
profesor ahli matematika di Cambridge University. Salah satu kontribusi
pentingnya adalah buku yang berjudul On the Economy of Machinery and
Manufacturers tahun 1832 yang mendiskusikan banyak topik menyangkut manufaktur.
Babbage mendiskusikan gagasan tentang Kurva Belajar (Learning Curve), pembagian
tugas dan bagaimana proses pembelajaran dipengaruhi, dan efek belajar terhadap
peningkatan pemborosan. Dia juga sangat tertarik pada metode pengaturan
pemborosan. Charles Babbage adalah orang pertama yang menganjurkan membangun
komputer mekanis. Dia menyebutnya "analytical calculating machine" ,
untuk tujuan memecahkan masalah matematika yang kompleks.
Di
Amerika Serikat selama akhir abad 19 telah terjadi perkembangan yang
memengaruhi pembentukan Teknik Industri. Henry R. Towne menekankan aspek
ekonomi terhadap pekerjaan insinyur yakni bagaimana seorang insinyur akan
meningkatkan laba perusahaan? Towne kemudian menjadi anggota American Society
of Mechanical Engineers (ASME) sebagaimana yang dilakukan beberapa pendahulunya
di bidang Teknik Industri. Towne menekankan perlunya mengembangkan suatu bidang
yang terfokus pada sistem manufactur. Dalam Industrial Engineering Handbook
dikatakan bahwa "ASME adalah tempat berkembang biaknya Teknik
Industri". Towne bersama Fredrick A. Halsey bekerja mengembangkan dan
memaparkan suatu Rencana Kerja untuk mengurangi pemborosan kepada ASME. Tujuan
Recana ini adalah meningkatkan produktivitas pekerja tanpa berpengaruh negatif
terhadap ongkos produksi. Rencana ini juga menganjurkan bahwa sebagian
keuntungan dapat dibagikan kepada pekerja dalam bentuk insentif.
Henry
L. Gantt (juga anggota ASME) menekankan pentingnya seleksi karyawan dan
pelatihannya. Dia, seperti juga Towne dan Halsey, memaparkan paper dengan
topik-topik seperti biaya, seleksi karyawan, pelatihan, skema insentif, dan
penjadwalan kerja. Dia adalah pencipta Diagram Gantt (Gantt chart), yang saat
ini merupakan diagram yang sangat populer digunakan dalam penjadwalan kerja.
Sampai sekarang Gantt chart digunakan dalam bidang statistik untuk membuat
prediksi yang akurat. Jenis diagram lainnya telah dikembangkan untuk tujuan
penjadwalan seperti Program Evaluation and Review Technique (PERT) dan Critical
Path Mapping (CPM).
Sejarah
Teknik Industri tidak lengkap tanpa menyebut Frederick Winslow Taylor. Taylor
mungkin adalah pelopor Teknik Industri yang paling terkenal. Dia
mempresentasikan gagasan mengenai pengorganisasian pekerjaan dengan menggunakan
manajemen kepada seluruh anggota ASME. Dia menciptakan istilah "Scientific
Management" untuk menggambarkan metode yang dia bangun melalui studi
empiris. Kegiatannya, seperti yang lainnya, meliputi topik-topik seperti
pengorganisasian pekerjaan dengan manajemen, seleksi pekerja, pelatihan, dan
kompensasi tambahan bagi seluruh individu yang memenuhi standar yang dibuat
perusahaan. Scientific Management memiliki efek yang besar terhadap Revolusi
Industri, baik di Amerika maupun di luar negara Amerika.
Keluarga
Gilbreth diakui akan pengembangan terhadap Studi Waktu dan Gerak (Time and
Motion Studies). Frank Bunker Gilbreth dan istrinya Dr. Lillian M. Gilbreth
melakukan penelitian mengenai Pemahaman Kelelahan (Fatigue), Skill Development,
Studi Gerak (Motion Studies), dan Studi Waktu (Time Studies). Lillian Gilbreth
memeliki gelasr Ph.D. dalam bidang Psikologi yang membantunya dalam memahami
masalah-masalah manusia. Keluarga Gilbreth meyakini bahwa terdapat satu cara
terbaik ("one best way") untuk melakukan pekerjaan. Salah satu
pemikiran mereka yang siginifikan adalah pengklasifikasian gerakan dasar
manusia ke dalam 17 macam, dimana ada gerakan yang efektif dan ada yang tidak
efektif. Mereka menamakannya Tabel Klasifikasi Therbligs (ejaan terbalik dari
kata Gilbreth). Gilbreth menyimpulkan bahwa waktu untuk menyelesaikan gerakan
yang efektif (effective therblig) lebih singkat tetapi sulit untuk dikurangi,
demikian sebaliknya dengan non-effective therbligs. Gilbreth mengklaim bahwa
setiap bentuk pekerjaan dapat dipisah-pisah ke dalam bentuk pekerjaan yang
lebih sederhana.
Saat
Amerika Serikat menghadapi Perang Dunia II, secara diam-diam pemerintah
mendaftarkan para ilmuwan untuk meneliti perencanaan, metode produksi, dan
logistik dalam perang. Para ilmuwan ini mengembangkan sejumlah teknik untuk
pemodelan dan memprediksi solusi optimal. Lebih lanjut saat informasi ini
terbongkar. lahirlah Operation Research. Banyak hasil penelitian yang masih
sangat teoritis dan pemahaman bagaimana menggunakannya dalam dunia nyata tidak
ada. Hal inilah yang menyebabkan jurang antara kelompok Operation Research (OR)
dan profesi insinyur terlalu lebar. hanya sedikit perusahaan yang dengan sigap
membentuk departemen Operation Research dan mengkapitalisasikannya.
Pada
1948 sebuah komunitas baru, American Institute for Industrial Engineers (AIIE),
dibuka untuk pertama kalinya. Pada masa ini Teknik Industri benar-benar tidak
mendapat tempat yang khusus dalam struktur perusahaan. Selama tahun 1960 dan
sesudahnya, beberapa perguruan tinggi mulai mengadopsi teknik-teknik operation
research dan menambahkannya pada kurikulum Teknik Industri. Sekarang untuk
pertama kalinya metode-metode Teknik Industri disandarkan pada fondasi
analisis, termasuk metode empiris terdahulu lainnya. Pengembangan baru terhadap
optimisasi dalam matematika sebagaimana metode baru dalam analisis statistik
membantu dalam mengisi lubang kosong bidang Teknik Industri dengan pendekatan
teoritis.
Kemudian,
permasalahan Teknik Industri menjadi begitu besar dan kompleks pada dan saat
komputer digital berkembang. Dengan komputer digital dan kemampuannya menyimpan
data dalam jumlah besar, insinyur Teknik Industri memiliki alat baru untuk
mengkalkulasi permasalahan besar secara cepat. Sebelumnya komputasi pada suatu
sistem memakan mingguan bahkan bulanan, tetapi dengan komputer dan perkembangan
sub-program "sub-routines", perhitungan dapat dilakukan dalam
hitungan menit dan dengan mudah dapat diulangi terhadap kriteria problem yang
baru. Dengan kemampuannya menyimpan data, hasil perhitungan pada sistem sebelumnya
dapat disimpan dan dibandingkan dengan informasi baru. Data-data ini membuat
Teknik Industri menjadi cara yang kuat dalam mempelajari sistem produksi dan
reaskinya bila terjadi perubahan.
Di
Indonesia
Sejarah
Teknik Industri di Indonesia di awali dari kampus ITB Institut Teknologi
Bandung pada tanggal 1 Januari 1971. Sejarah pendirian pendidikan Teknik
Industri di ITB tidak terlepas dari kondisi praktik sarjana mesin pada tahun
lima-puluhan. Pada waktu itu, profesi sarjana Teknik mesin merupakan kelanjutan
dari profesi pada zaman Belanda, yaitu terbatas pada pekerjaan pengoperasian
dan perawatan mesin atau fasilitas produksi. Barang-barang modal itu sepenuhnya
diimpor, karena di Indonesia belum terdapat pabrik mesin.
Di
Universitas Indonesia (www.ui.ac.id), keilmuan Teknik Industri telah dikenalkan
pada awal tahun tujuh puluhan, dan merupakan sub bagian dari keilmuan Teknik
Mesin. Sejak 30 Juni 1998, diresmikanlah Jurusan Teknik Industri (sekarang
Departemen Teknik Industri) Fakultas Teknik Universitas Indonesia, situs
resminya di http://www.ie.ui.ac.id/
Kalau
pada masa itu, dijumpai bengkel-bengkel tergolong besar yang mengerjakan
pekerjaan perancangan konstruksi baja seperti yang antara lain terdapat di kota
Pasuruan danKlaten, pekerjaan itu pun masih merupakan bagian dari kegiatan
perawatan untuk mesin-mesin pabrik gula dan pabrik pengolahan hasil perkebunan
yang terdapat di Jawa Timurdan Jawa Tengah. Dengan demikian kegiatan
perancangan yang dilakukan oleh para sarjana Teknik Mesin pada waktu itu masih
sangat terbatas pada perancangan dan pembuatan suku-suku cadang yang sederhana
berdasarkan contoh-contoh barang yang ada. Peran yang serupa bagi sarjana
Teknik Mesin juga terjadi di pabrik semen dan di bengkel-bengkel perkereta-apian.
Pada
saat itu, dalam menjalankan profesi sebagai sarjana Teknik Mesin dengan tugas
pengoperasian mesin dan fasilitas produksi, tantangan utama yang mereka hadapi
ialah bagaimana agar pengoperasian itu dapat diselenggarakan dengan lancar dan
ekonomis. Jadi fokus pekerjaan sarjana Teknik Mesin pada saat itu ialah
pengaturan pembebanan pada mesin-mesin agar kegiatan produksi menjadi ekonomis,
dan perawatan (maintenance) untuk menjaga kondisi mesin supaya senantiasa siap
pakai.
Pada
masa itu, seorang kepala pabrik yang umumnya berlatar-belakang pendidikan
mesin, sangat ketat dan disiplin dalam pengawasan terhadap kondisi mesin. Di
pagi hari sebelum pabrik mulai beroperasi, ia keliling pabrik memeriksa
mesin-mesin untuk menyakini apakah alat-alat produksi dalam keadaan siap pakai
untuk dibebani suatu pekerjaan.
Pengalaman
ini menunjukan bahwa pengetahuan dan kemampuan perancangan yang dipunyai oleh
seorang sarjana Teknik Mesin tidak banyak termanfaatkan, tetapi mereka justru
memerlukan bekal pengetahuan manajemen untuk lebih mampu dan lebih siap dalam
pengelolaan suatu pabrik dan bengkel-bengkel besar.
Sekitar
tahun 1955, pengalaman semacam itu disadari benar keperluannya, sehingga sampai
pada gagasan perlunya perkuliahan tambahan bagi para mahasiswa Teknik Mesin
dalam bidang pengelolaan pabrik.
Pada
tahun yang sama, orang-orang Belanda meninggalkan Indonesia karena terjadi
krisis hubungan antara Indonesia-Belanda, sebagai akibatnya, banyak pabrik yang
semula dikelola oleh para administratur Belanda, mendadak menjadi vakum dari
keadministrasian yang baik. Pengalaman ini menjadi dorongan yang semakin kuat
untuk terus memikirkan gagasan pendidikan alternatif bidang keahlian di dalam
pendidikan Teknik Mesin.
Pada
awal tahun 1958, mulai diperkenalkan beberapa mata kuliah baru di Departemen
Teknik Mesin, diantaranya : Ilmu Perusahaan, Statistik, Teknik Produksi, Tata
Hitung Ongkosdan Ekonomi Teknik. Sejak itu dimulailah babak baru dalam
pendidikan Teknik Mesin di ITB, mata kuliah yang bersifat pilihan itu mulai
digemari oleh mahasiswa Teknik Mesin dan juga Teknik Kimia dan Tambang.
Sementara
itu pada sekitar tahun 1963-1964 Bagian Teknik Mesin telah mulai menghasilkan
sebagian sarjananya yang berkualifikasi pengetahuan manajemen produksi/teknik
produksi. Bidang Teknik Produksi semakin berkembang dengan bertambahnya jenis
mata kuliah. Mata kuliah seperti : Teknik Tata Cara, Pengukuran Dimensional,
Mesin Perkakas,Pengujian Tak Merusak, Perkakas Pembantu dan Keselamatan Kerja
cukup memperkaya pengetahuan mahasiswa Teknik Produksi.
Pada
tahun 1966 - 1967, perkuliahan di Teknik Produksi semakin berkembang. Mata
kuliah yang berbasis teknik industri mulai banyak diperkenalkan. Sistem
man-machine-materialtidak lagi hanya didasarkan pada lingkup wawasan manufaktur
saja, tetapi pada lingkup yang lebih luas yaitu perusahaan dan lingkungan.
Dalam pada itu, di Departemen ini mulai diajarkan mata kuliah : Manajemen
Personalia, Administrasi Perusahaan, Statistik Industri, Perancangan Tata Letak
Pabrik, Studi Kelayakan, Penyelidikan Operasional,Pengendalian Persediaan
Kualitas Statistik dan Programa Linier. Sehingga pada tahun 1967, nama Teknik
Produksi secara resmi berubah menjadi Teknik Industri dan masih tetap bernaung
di bawah Bagian Teknik Mesin ITB. Pada tahun 1968 - 1971, dimulailah upanya
untuk membangun Departemen Teknik Industri yang mandiri. Upaya itu terwujud
pada tanggal 1 Januari 1971.
sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Teknik_industri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar